Pendahuluan
apakaha anda sering dengar ada anak sma atau smk pacaran, mungkin telinga anda sudah sangat familiar bahkan sekarang smp pun sudah. Apa yang terjadi?
Dalam pendidikan yang mengedepankan karakter baik siswa kok bisa-bisanya terjadi seperti ini. Adakah pembiaran terhadap perilaku ini? bukankah sekolah tempatnya murid untuk belajar bukan belajar pacaran?. Ini mememang masalah yang sepele tapi jika menyangkut relevansi tentang pendidikan karakter ini sangat membuat kita heran. Orang tua yang telah mebiayai sekolah anaknya, malah anak tersebut kurang dalam menerima pelajaran yang sangat dibutuhkannya. Orang tua tentu berharap anaknya bisa beprestasi di sekolah, namun apa daya ini akan terganggu oleh adanya kasus kecil sperti pacaran ini.
Sebut saja di suatu sekolahan sekarang ini hampir semua sekolahan bahkan anak didiknya ada yang berpacaran. Bahkan di sekolah yang mana berwawasan pondok pesantrenpun ada sebut saja sekolah X. Ini tentu sangat mengecewakan sekali apalagi kejadian ini kadang dibiarka, tidak disosialisasikan oleh sekolah. Di lain pihak, orang tua bahkan ada yang mendukung kegiatan ini. Sangat berbahaya jika ini tidak ditangani dengan baik karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan sehingga bisa berdampak pada prestasi siswa.
Simpul Permasalahan
Permasalahna diatas timbul dikarenakan adanya faktor yang menjembataninya sebagai berikut :
Ada yang menarik lagi, siswa menganggap bahwa kalau mereka tidak pacaran maka tidak gaul. Ini dia yang menjadi alasan perilaku yang tidak wajar siswa, mereka ingin dianggap gaul. Mereka menganggap pacaran itu tidak dosa dengan dalih ta'aruf (perkenalan) dalam dunia Islam. Ini sangat konyol apakah mereka seorang mujtahid yang bisa menentukan hukum agama.
Ada lain hal lagi yaitu keinginan mencoba, dan ingin tahu yang berlebih. Terkadang siswa yang masih remaja ini daya ingin tahu dan mencobanya lebiht tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini karena mereka kurang dalam segi ilmu pengetahuannya, sehingga ingin menambah pengetahuan tetapi hal ini salah jika berpacaran.
Menikmati hidup juga sering menjadi alasan remaja untuk melakukan tindakan yang tidak baik contohnya pacaran ini.
Menonton video porno, remaja yang labil mungkin sering melihat video porno sehingga untuk mengekpresikannya dengan pacaran ini.
Kurangnya pengawasan di sekolah, karena adanya pembiaran dari para guru pengajar. Sering sekali pengajar tidak peduli dengan psikologi siswa, mereka hanya mementingkan prestasi. Sehingga untuk urusan perasaan siswa mudah sekali terjebak.
Pengawasan orangtua yang lemah. Ini juga biasa terjadi karena pengawasan yang lemah dan kurang tahunya orang tua terhadap teman dari anaknya.
Pemecahan Masalah
Kemungkinan Penyelesaian yang bisa dilakukan adalah melalui metode peningkatan psikologi siswa yang bisa dilakukan dengan cara :
1. Penanaman agama yang kuat tetapi tidak frontal diterapkan karena dapat menimbulkan berontak lebih dari anak didik.
2. menjelaskan kepada siswa bahwa yang dimaksud gaul itu bukan yang negatif, siswa diajak tahu bahwa gaul bisa dilakukan dengan hal yang positif dan jangan melakukan dengan hal negatif.
3. Keingintahuan siswa untuk tahu dan mencoba diarahkan ke hal positif seperti mengikuti ekstrakurikuler.
4. Arahkan menikmati masa muda anak dengan hal positif.
5. Orang tua juga harus mendampingi saat ia menonton tv atau yang lainya yang mungkin berpotensi adanya hal yang kurang sopan. Dengan kata lain pengawasan orangtua harus ada tanpa membuat anak terlalu diawasi.
6. Peran serta guru harus ada, tidak hanya membuat prestasi anak didikberprestasi saja tetapi membuat jiwa mereka hebat.
Kesimpulan
Untuk menjadikan siswa yang biasanya berpacaran dibutuhkan langkah yang dinamis dari semua pihak agar siswa tidak merasa disalahkan.
agus rahmat alhaqiqi dokumen www.kroyolor.blogspot.com
tentang pendidikan karakter di indonesia
(agusrahmata@gmail.com)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Kritik dan Saran Anda Tuliskan Pada Formulir Komentar di Bawah Ini