Jumat, 08 Juli 2011

Pendidikan : Kritik Dalam Pelaksanaan Ujian Nasoinal dan Relevansinya Tentang Pendidikan Karakter di Indonesia

Selama ini pendidikan karakter menjadi wacana Pemerintah khusunya Kemetrian Pendidikan Nasional di Indonesia. Lalu bagaimana seharusnya pendidikan karakter itu di laksanakan bagaimana pula relevansinya ujian nasional terhadap pendidikan karakter ini. Saya menjadi heran saat melihat mengapa siswa-siswa saat melaksanakan unjian nasional menyontek lalu bagaimana menindak lanjuti hal yang terjadi ini. Apakah pendidikan nasinal yang berkarakter di nilai dengan hasil ujian nasional yang hanya beberapa mata pelajaran sebut saja yang populer MTK, BI, B Ing dan Produktif.

Apakah dasar pengambilan keputusan hanya bisa lewat mata pelajaran tertentu. Tidak kah Pemerintah kreatif dalam menangani kegiatan contek masal. Akankah tindak kriminal siswa bisa di tekan. Mungkinkah pendidikan Indonesia membaik. Saya sangat percaya itu. Tetapi kita harus berusaha dari semua pihak baik pemerintah, pengajar, siswa dan masyarakat umum.

Pertanyaan 1 : Masih adakah siswa yang mencontek dengan berbagai media dalam melaksanakan ujian nasional?
Jawaban saya : Masih ada bahkan sekarang cenderung meningkat saya bahkan mendengar sendiri ada yang membawa HP kalau saya boleh jujur saya memang tidak menyontek tapi saya yang memberikan contekan.
Pertanyaan 1a : Lalu bagaimana pendidikan karakter diterapkan dalam hal terjadinya kecurangan/contek masal ini?
Jawaban saya : Mengapa tidak di tekankan kepada siswa bahwa mereka jangan mengejar nilai tapi mengejar kepahaman.
Pertanyaan 1c : Jika kita menekankan kepahaman siswa bagaimana cara penilaiannya?
Jawaban saya : Kepahaman tidak isa dinilai tetapi kepahaman akan terlihat saat mereka mengerjakan soal nilailiah saat itu.
Pertanyaan 1d : dengan demikian apakah perlu Ujian Nasioanal berlangsung?
Jawab : Saya katakan sangat perlu bahkan butuh.
Pertanyaan: 1e : tetapi bagaimana jika terjadi kecurangan lagi?
Jawab : Seharusnya kita menjadi orang bijak, mengapa soal tidak kita buat untuk melatih kepahaman bukan untuk membingungkan mereka, di sini bukan saya mengatakan soal itu harus mudah tetapi bagaimana langkah suatu hal dilakukan.
P 1f : Lalu patutkah pemerintah menetapkan standar nilai?
Jawab: Itu justru harus.
P 1g: apa tidak memberatkan siswa?
Jawabb: tidak sama sekali, pemerintah perlu adakan sosialisai, dan juga perlunya memotivasi siswa untuk belajar, karena sebetulnya mereka mampu, seperti saya ini saya tidak ada yang mencontek dan hasilnyapun lulus mengapa mereka tidak bisa melakukannya.
P 1h : Mereka kan berbeda dg anda?
J : Ya tentu saja berbeda mereka sebenarnya mampu mengerjakan soal tersebut ingat sebelumya saya pernah menekankan tentang kepahaman bukan.
P 1i : Sebenarnya apa yang terjadi sehingga siswa  malah melakukan tindakan bodoh ini?
J : mereka sebenarnya tidak ingin menyontek, tetapi dalam dirinya tersimpan doktrin untuk mencontek betapa tidak dari awal pendidikan mereka kurang dilatih mental mereka seharusnya celah ini bisa dijadikan pemecahan.
P 1j : celah pemecahan apa yang dimaksud ?
J  : celah pemecahan masalah ini terdapat pada psikologi siswa mengapa tidak kita buat mereka mengenali diri mereka supaya mereka percaya akan dirinya mampu.
P 1j : Jika anda tahu kemarin ada berita tentang anak yang melaporkan bahwa terjadi contek masal tetapi anehnya malah pelapor ini yang disalahkan?
J : ini memang kesalahan yang sangat memalukan di Indonesia saat ini keadilan tentang bagaimana Ujian Nasional terutama pelaporan kecurangan in seharusnya ada pada pengawas.
P1k : Tetapi lebih miris lagi pengawas juga malah membiarkan ini terjadi?
J : ini adalah mental yang kurang baik yang di tunjukan oleh pengawas yang mana adalah seorang guru, mereka takut bahwa jika pengawasan ketat nantinya pengawasan untuk murid mereka juga ketat, hal ini dikarenakan mereka yang tahu sama lainnya.
P 1l : bagaimana mnurut anda pemecahan masalahnya?
J : Mengapa tidak memberikan kepahaman kepada guru bahwa siswa itu harus di ajari yang baik bukan. Motivasilah ia.
P 1m: Waktu ujian nasional yang sekarang apakah membuat siswa bingung?
J : tentu sekali ini juga membuat guru bingung seharusnya, ada penelolaan yang aik dengan waktu yang sedikit ini.
P1n: Soal ujian nasional terkadang ada yang bocor ini bagaimana?
J : itu biasanya memeang bisa terjadi akibat adanya oknum yang nakal dari guru ataupun orang yang di bayar (bisa saja petugas seperti gayuskan bisa pergi-pergi).
P : apakah menurut anda ujian nasional itusangat memaksa?
J : iya, selain karena pemaksaan ini, dari pihak guru atau pelajar kurang siap (baca : santai, serius, sukses) sehingga mereka terkesan nilai itu utama padahal pengajaran itu bukan untuk mencari nilai tetapi kepahaman bukan.
P : Tentang cara penentuan kelulusan yang berdasa 60% dan 40% pendapat anda gimana?
J : ini sangat baik tetapi terkandung hal yang sangat memalukan terdapat beberapa oknum guru yang sengaja menaikan nilai siswa, sehingga cara bisa membuat siswa lulus semua tetapi mengabaikan aspek kepahaman siswa. Sehingga siswa malas dalam belajar. Bahkan di tempat saya (baca Purworejo) ada guru yang memberitahukan hal in kepada siswa bahwa nilai mereka (baca UAS) ada minimalanya dari sekolah. Ini tentunya menimbulkan efek yang negatif untuk kepribadian siswa(malas)
P : Kemudian, apa yang perlu diperbaiki?
J : pertanyaan bagus, yang perlu di perbaiki ini dari atas sampai bawah (pemerintah ampe siswa)
, sistem, dan perlunya motivasi siswa.
P : tentang karakter gimana cara mengembangkankanya?
J : perlunya sistem disiplin  yang baik sebut saja seperti ala semi militer saat pemain sepak bola indonesia.
dilatih
P : kemana jika terjadi kecurangan kita melapor?
J : maaf untuk pertanyaan in saya tidak terlalu tahu mungkin langsung aja kali ke kemendiknas.
P: Ada yang menganggap soal un itu membosankan?
J : maaf bagian mana yang membosankan?
P : soalnya yang panjang sbut aja BI?
J: oh klo itu memang terlihat membosankan mungkin pemerintah perlu mendesain supaya pajang tetapi tidak membosankan.
P: ada yang mengatakan bahwa sistem penilaian ini menimbulkan mutu pendidikan turun?
J: memang benar ada orang yang mengatakan demikian termasuk saya sendiri, saya bukan ingin meprotes cara ini tapi saya mengkritisi bahwa cara in cukup memberikan keadilan pada siswa tetapi terjadi kecurangan di pihak guru.

sekian dan terimakasih. hanya iseng2 aja daripada ga ada tulisan yang di post.
(agusrahmata@gmail.com)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Kritik dan Saran Anda Tuliskan Pada Formulir Komentar di Bawah Ini

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More